Minggu, 09 Desember 2012

Kerasnya Perjalanan Kami dari Jawa Timur ke Bali

Ransel kesayangan yang setia menemani
Moment ulang tahun adalah moment yang penting bagi seseorang. Tiap tahun ingin di jadikan sebagai satu hari yang berkesan dan tentunya di tempat yang berbeda. Ulang tahun pada saat traveling memang hal yang paling asyik, waktu itu April 2011 bertepatan dengan ulang tahun saya ke 21 di Kuala Lumpur. Sebenarnya nothing special hanya saja ada “sesuatu” yang di ingat berbeda. Begitupun keberangkatan saya ke Denpasar Oktober kemarin, jauh-jauh hari saya dan travelmate saya “Saskia” hunting tiket untuk tanggal 8 karena dia ingin merayakan ulang tahunnya di sana.

Jadilah kami berdua berangkat ke Bali via Makassar-Surabaya by Merpati Airlines. Kami berdua sama-sama gawe di perusahaan berbeda, tapi demi sahabat yang mau hari spesialnya di Denpasar jadilah kami berdua bolos nge-gawe (jangan ditiru). 5 hari total perjalanan kami. Sebulan sebelum keberangkatan, kami bagi tugas. Saya yang mengurus Ticketing dan Kia menghandle coushsurfing (Host Backpacker) di Denpasar. Beressssss………

Tiba hari H, saya dan Kia bertemu di Airport, check in dan bla blaaaa blaaaa. Jadwal keberangkatan kami yang seharusnya pukul 4 sore berubah menjadi pukul 9 malam, delayyyy Coy. Wasting time dan tentunya sedikit mengubah jadwal perjalanan kami.
Kami BeTe sejadi-jadinya, baca buku sudah, atur itenerary juga sudah, jajan ini itu sudah, keliling Airport pun sudah. Sampai-sampai petugas Airport di depan pintu hafal kami dan bosan memeriksa boarding Pass kami. Fiuhhhhhhhh

Buku favorite yang selalu saya bawa
Waktu itu kami memilih maskapai Merpati yang terkenal degan D**aynya karena kami berdua dapat promo dari teman. Upg-Sub IDR370.000 return, murah bukan? Mengapa kami memilih Surabaya bukan direct Denpasar? Prinsip kami sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Sebelumnya belum pernah ke daerah di Jawa Timur akhirnya kami mencobanya. Lagi-lagi dengan modal nekat dan GPS di HP.

Rute kami adalah Makassar *fly* Surabaya-*bus*Sidoarjo-Probolinggo-Jember-Tasik-TulungAgung-Banyuwangi-*Kapal penyeberangan Feri* Gilimanuk-*Bus*Denpasar. #masih ada beberapa kota yang kami lalui tapi lupa namanya. Gimana? Rute kami banyak bukan? Walaupun tidak mengeksplore terlalu dalam tapi setidaknya setiap bus berhenti kami Bisa merasakan kehidupan di daerah Jawa Timur yang belum pernah kami jangkau.

Pemandangan dari dalam bus juga tidak kalah menariknya, sepegal-legalnya badan rasanya rugi kalau mau tidur selama perjalanan. Dari Juanda Int.Airport kami naik Taxi ke Terminal dan memilih bus jurusan Denpasar sih "katanya", tiket bus Rp. 125.000. Ternyata bus itu bukan langsung sampai ke Denpasar tapi kami pindah-pindah bus 4 kali dan sekali naik feri. Tapi tenang, kita tidak di pungut biaya lagi kok. Jadi semuanya sudah including :)
Bus Ke dua kami
Bus tua pertama yang membawa kami ke Jember di penuhi banyak penumpang, saya duduk di samping cowok mahasiswa kedokteran asal Jember. Sedikit percakapan, basa basi karena dia melihat kami kelelahan, menawarkan snack yang di bawanya. Dia juga tak henti-hentinya memberi tau kami untuk hati-hati karena daerah Jawa Timur katanya sangat rawan kejahatan dan pencopetan di bus. Apalagi kami hanya berdua dan cewek pula, *mba ini kok berani banget sih jalan berdua, hati-hati Mba yah, di usahaib barangnya di perhatikan, kalau Bisa jangan tidur* begitu katanya sebelum Ia turun ke terminal selanjutnya dan kami pun berpisah.

Kia sudah terlelap dengan tidurnya, penumpang satu per satu sudah turun. Bus yg tadinya sesak akhirnya kosong. Saya memilih pindah duduk dan dengan setia selalu membawa backpackku. Ngantuknya luar biasa tapi melihat pemandangan di luar yang gelap gulita dan jalanan mulai sepi rasa khawatir dan was-was pun muncul. Perasaan campur aduk, mau membangunkan Kia tapi dia telernya luar biasa. Tak henti-hentinya berdoa dalam hati, pikiran negatif muncul sana-sini berharap ada penumpang ibu-ibu yang naik.

Bus berjalan dengan kencang di iringi musik Jawa yang kental full sound di dalam bus di sertai dinginnya malam dan gelap gulita. Tak sadar akhirnya saya ketiduran, entah dari kapan saya terlelap dengan posisi betul-betul terlentang di 2 kursi kosong. Tiba-tiba ada bapak di samping saya memukul bahu saya. Saya terbangun dan kaget. Bapak itu mengatakan *mba, awas dompetnya, perhatiin barangnya yah Mba, jangan tidur, jangan tidur. Bangunnnn... Di sini rawan. Seketika saya memperbaiki posisi dan melihat ke arah Kia yang masih terlelap. Dari situ saya menahan kantuk sampai tiba di terminal selanjutnya.
Ohh Goshhhh.......
 
Bapak itu kembali datang dan duduk di samping saya. Ternyata beliau adalah kenek bus yang saya tumpangi. Syukurlah setidaknya saya masih aman. Sedikit perbincangan kami bicarakan, lagi dan lagi yang dia bahas kriminal di daerah Jatim, huhhh...


Selanjutnya pindah ke Bus yang jauh lebih nyaman, AC bus sangat mencekam pada pukul 02:00 dini hari brrrrr. Kaki hanya ditekukkan untuk melawan dinginnya malam. Bus ini kurang lebih sama dengan bus yang di pakai ke Toraja untuk daerah Sul-Sel. Jadi untuk kali ini posisi kami aman, Bisa tidur dan insya Allah jauh dari copet. Kebetulan kenetnya ibu-ibu, dan saya duduk berdampingan dengan Kia. Amannnnn,,,,akhirnya saya tidur. Zzzzttttttttt

GPS
Mentari pagi sedikit-sedikit menampakkan sinarnya, embun pagi dan hamparan sawah pedesaan di Jawa Timur menjadi pemandangan yang luar biasa. Tidur lumayanlah, seketika fresh walau tanpa mandi. Bus yang mulai ramai lagi dengan pedagang minuman hangat dan pengamen tentunya. Welcome East Java, pikirku dalam hati. Ini baru terasa jawanya. Silih berganti pengamen datang dengan mendendangkan lagu asli Jawa, ahh serunyaaa. Tapi seriusan banyak banget pengamennya..uang seribuan abis hehehe. Bus sekali-sekali berhenti untuk mampir ke tempat makan, yah icip-icip kuliner Jawa. Murah meriah mencret :P

Hampir pukul 12:00 siang saya mulai gerah dan gelisah kok belum nyampe-nyampe? Gerbang *Selamat Datang * di tiap kabupaten sudah bergantian menyambut, Penumpang sudah gonta-ganti juga turun naik bus. Saya dan Kia memang penumpang terjauh dan terlama ke 7 versi on The Spot #eh

Iseng-iseng nanya ke penumpang lain. Mas kapan nyampenya? Kataku, Masnya jawab yah masih 3 jam lagi Mba, masih lama. 10 menit selanjutnya nanya lagi, jawabannya sama *masih lama* duh pantat panas. Krik* mateee gaya di dalam bus. Sabarrrrrr.....

Dari jauh terlihat jejeran bus dan truk antri, yeyy finally touch Down Banyuwangi, pelabuhan feri untuk penyebarangan dari Jatim ke Bali. Terlihat kesibukan di pelabuhan, ada yang turun dari feri dan ada yang naik. Yah pemandangan ini sering saya liat kok, soalnya saya ngeGawe di Seberang pulau SulSel #re: Sulawesi Tenggara haha dekat aja kok. Jadi hampir tiap bulan balik k Makassar via feri. Jadi biasalah!

Tidak begitu lama menunggu akhirnya bus kami dapat giliran naik ke bus, penumpang banyak yang turun tapi saya memilih rebahan saja. Pemandangan pelabuhan sudah lepas dari pandangan mata katanya sih sebentar lagi nyampe, betul hanya kurang lebih 45menit saja kami tiba. Kernet bus berjalan di Cabin bus dan mengingatkan untuk menyiapkan KTP. Untuk apa yah? Tanyaku dalam hati* buka dompet dan KTP sudah di tangan.

Terlihat sudah pelabuhan di Gilimanuk, Bali. Kita sudah nyampe di Bali dong. Entah ini di bagian mana yang jelas Bali. Suasana kental pedesaan Bali sudah mulai terasa. Pura-pura berwarna orange tua sudah nampak di mata. Bali Bali Bali, NICE :)

Turun dari feri, pikirku bus langsung melanjutkan perjalanan. Ternyata kami di minta turun semua untuk melewati pos polisi. Heh? Mau ngapain? Emangnya ini luar negeri? Pas turun di gerbang tertulis *Welcome Negara Bali* saya jadi tambah bingung. Ahh nurut saja. Kok kejadiannya persis seperti waktu saya ke Singapore via darat dari Malaka, Malaysia. Tapi itu kan di luar negeri, memang beda kita harus melapor ke imigrasi buat stempel paspor. Kok ini juga di terapkan di Bali? HmmmmWhateverlah!!!

Via darat ke Bali ribet juga. Kami antri dan satu per satu sudah melewati pos dan naik ke bus. Tiba giliranku masuk ke pos, kata om om tentara yang berjaga depan pos. Aduh omnya cakep bener, seriusan dia ala-ala tentara Portugis. Jadi mukanya bule-bule gitu, pake seragam tentara trus pegang senjata ahh cakep, eh pake kacamata item juga loh, mantap.

Slenge'an saya masuk ke pos, ruangannya sih biasa saja ada meja dan bapak-bapak yang bertugas menginterogasi.

Bpk : Mau kemana dek? Mana KTPnya?

Fia : ke Denpasar Pak *sambil menyodorkan KTP*

Bpk : *KTPku di baca dengan seksama* dek KTPnya sudah expired bulan April kemarin.

Fia : Trus Pak? *bingung dan bertanya polos*

Bpk : gini yah dek, setiap pengunjung yang masuk ke daerah Bali wajib memperlihatkan identitasnya.

Fia : *buka dompet lagi, mengeluarkan SIM A dan C serta kartu Mahasiswa* ini Pak identitasku juga.

Bpk : tetap ngotot* dek, disini identitas lain tidak berlaku kecualinya KTP.

Fia : *berpikir keras cari alasan* Pak, di kelurahanku e-KTP belum di bagikan jadi untuk sementara masih pakai KTP lama.

#Bapak itu akhirnya mencoret KTPku dan membawanya ke om tentara yang cakep tadi. Mereka bisik-bisik tidak jelas#

Saya mulai panik, soalnya sisa saya dan satu penumpang lagi di dalam pos. Kia dan lainnya sudah berhasil naik ke Bus. Oh goshhhh....gawat kalau di tinggal bus. Akhirnya bapak itu kembali dan tetap kekeh saya tidak boleh masuk ke Bali. Masa iya saya pulang, pliss dehh.

Saya mulai kesal dan tidak terima soalnya identitas lain bukan cuman KTp kan?Entah pikiran dari mana sekejap saya buka dompet, mengeluarkan selembar uang
Rp. 50.000,-.

Fia : Pak maaf sebelumnya, gini aja ini uang pengganti kelalaian saya karena KTP expired. Boleh saya keluar? Kasian penumpang lain nunggu di bus.

Bpk : *kode-kodean dengan om tentara cakep, akhirnya uangku di ambil dan saya boleh keluar* lain kali masuk Bali KTpnya diperhatikan yah? Katanya dengan semeringah.

Huhhhhh, gile aja via Airport gak gini juga kali. Terbebaslah saya dari pos yang mencekam itu, saya di jemput sama keneknya. Pas naik penumpang lain meliati saya dan bertanya kenapa Mba? Kok lama? Blaaa blaaa blaaaa, Kia cuman tertawa melihat saya.

Sungguh syalalalalalalallalalala

Nice experience, mukaku pucat membahana. Laper, lelah, letih dan lesu. Waktu itu Bali panasnya luar biasa. Kurang lebih 2 jam kami akan tiba di Denpasar dan akan menginap gratis di Host kami.


Denpasar i am Coming, our Holiday is begining :))

*Perjalanan kami seharusnya menggunakan mini bus ato travel dari Bandara Juanda langsung ke Denpasar. Tapi karena delay 5 jam akhirnya kami merubah rute dengan bus estafet. Menggunakan mini bus lebih nyaman dan simpel tapi karena kami tiba di Surabaya pukul 10:00 malam maka travel ke Denpasar sudah tidak ada dan pesawat pun penerbangan ke Dps sudah berangkat :) delay mengubah segalanya, but lost of fun kok...seru :) silakan di coba*


Catatan : maaf yah tulisannya berantakan, soalnya cuman Nulis via mobile. Jadi spacenya tidak beraturan. Foto-fotonya juga kurang lengkap soalnya semua ada di kamera. Sebagian hanya ada di HP. Cherrrrssas :)

3 komentar:

  1. mb fia ni ane juga mau ke bali .. rencana lewat darat .. dari solo ke surabaya lanjut ke bondowoso mau liat kawah ijen ...kalo sya mau lanjut ke bali jauh ga ? kira2 buat ke bali siap in bugdet brpa ..

    BalasHapus
  2. Hi,maaf baru liat komennya. 500rb juga udah banyak kok, penginapan visa dapat 50rb permalam, rental motor juga cuman 50rb perhari. JAdi irit, good luck!

    BalasHapus
  3. Blog nya keren dan sangat mengEdukasi para wisatawan. Biar lebih seru jalan-jalannya kunjungi juga web kami di http://travelingjawatimur.blogspot.com. Salam holiday

    BalasHapus