Selasa, 11 Desember 2012

Hemat, Empat Kali Ganti Pesawat Sehari

Incheon International Airport, South Korea
Sambung menyambung kendaraan untuk tiba di suatu lokasi yang jauh itu sudah biasa. Tidak terjangkaunya lokasi tersebut hanya dengan sekali menggunakan kendaraan mengharuskan kita untuk naik dan turun dari satu kendaraan yang satu ke kendaraan yang lain. Lebih tepatnya ini adalah cara hemat untuk satu trip.

Seperti contoh di dalam kota, mungkin jika kita ingin pergi ke suatu tempat yang jauh ada dua alternatif yang Bisa kita ambil. Naik taksi atau angkot. Pada dasarnya tujuan kita sama namun kita akan membayar beda untuk dua jenis kendaraan tersebut dan tentunya membayar lebih maka kelebihannya kalian untung di waktu. Betul bukan?

Kuala Lumpur Internatonal Airport
Lain halnya kendaraan di darat, untuk sambung menyambung pesawat juga sering saya lakukan. Tidak heran dalam sehari saya pernah touchdown di 3-4 Airport sekaligus (re : jangan disamakan dengan pramugari yah soalnya itu memang kerjaan mereka).
Mengapa bisa demikian?

Sultan Hasanuddin Airport Makassar
Hemat hemat dan hemat itulah jawabannya. Mungkin sebagian besar dari kalian malah beranggapan bukannya itu lebih mahal? Hal yang saya lakukan malah sebaliknya. Waktu itu saya berencana ke Seoul, cek dan ricek tiket Jkt -Seoul ternyata lumayan mahal. Tak habis ide, saya cek KL-Seoul dan ternyata jauh lebih murah hampir setengahnya. Untuk ukuran dompet saya, maka tidak ragu lagi memilih rute tersebut. Seperti yang saya katakan sebelumnya ada harga maka waktu kalian akan hemat, tapi bagi saya yang kebetulan mempunyai waktu luang tidak ada salahnya ke Kuala Lumpur saja walaupun hanya 8 jam saja di Kuala Lumpur, toh ini sudah ke enam kalinya saya ke Kuala Lumpur, dua kali untuk explore Malaysia dan empat kalinya hanya stay di Airport untuk menunggu penerbangan selanjutnya. Ada teman yang mengatakan “enter Kuala Lumpur you can reach THE world” bagaimana tidak, strarting dari KL untuk ke negara lain biasanya kita Bisa hemat. Silakan di coba cek tiket :)

Ngurah Rai Airport, Denpasar
Jadilah perjalanan saya ke Seoul mengambil rute UPG-JKT-KL-SEOUL-KL-JKT-UPG. Dari Makassar saya berangkat sendiri ke Jakarta dan bertemu teman saya di sana. Selanjutnya kami bertiga terbang ke KL dan bertemu 2 orang lagi teman saya. Tujuan kami sama ke Seoul, tapi di sana kami masih-masing berpencar soalnya kesukaan kami berbeda.

Keberangkatan kami tidaklah terlalu menguras tenaga, dari Makassar saya menginap di rumah teman di Bekasi dan besok paginya baru berangkat ke KL. Di KL pun demikian, hampir 8 jam kita nyantai dan baru pada pukul 11:00 malam kami terbang ke Seoul. Di pesawat cuman tidur dan besok pagi pukul 06:30 waktu setempat kami tiba. Jadi tenaga sudah tercharge, dari Airport degan menggunakan subway langsung menuju tempat tinggal kami di Hongdae Guest House (re: lokasi syuting drama Korea Coffee Prince dan Marry me Marry ) mandi, bersih-bersih dan memulai berkeliling di seputaran kota Seoul yang waktu itu bersuhu 14 derajat.

Juanda Airport Surabaya
4 hari berlalu satu persatu teman balik ke Indonesia. Jadilah saya hanya berdua dengan teman dari Banjarmasin. Namun pas seminggu kami juga harus berpisah, jadilah saya balik ke Indonesia sendiri. Jalur ke Airport cukuplah mudah di tempuh dengan subway. Namun pas di Incheon International Airport, saya kelabakan untuk check in. Jadwal penerbangan saya pukul 08:00 pagi namun mengingat bandara ini sangat luas dan di setiap counter check in sangat antri, saya sempat panik akan ketinggalan pesawat yang sejam lagi berangkat. Tiba giliran saya mengambil boarding pass dan selanjutnya antri di imigrasi. Waktu semakin berjalan dan di pos-pos imigrasi ternyata antriannya jauh lebih panjang. Panik makin menjadi-jadi, penumpang pesawat yang akan saya tumpangi sudah di umumkan diperintahkan untuk segera naik ke pesawat. Pos imigrasi lewat, saya melihat boarding pass dan ternyata saya harus ke Gate 106. OMG saya lari sekencang-kencangnya di bandara terluas ini. Berat backpackku di punggung sudah tidak dihiraukan lagi. Akhirnya Gate yang berada di ujung Incheon ketemu dan betul saja penumpang lain sudah masuk dan sisa saya beserta dua penumpang lain yang telat masuk. Dengan keringat dan ngos-ngosan saya memperlihatkan boarding pass. Huh, saya menempati kursi saya dan mengatur nafas kembali.

Bagage Claim untuk penumpang dari KL ke Seoul
Enam jam perjalanan udara saya tempuh dan akhirnya tiba di Kuala Lumpur. Tiga jam lagi saya harus melanjutkan penerbangan ke Jakarta. Waktu saya habiskan dengan nongkrong di McD. Selanjutnya jadwal keberangkatan saya ke Jakarta dan delay setengah jam yang membuat saya mesti lari-larian lagi di Soekarno Hatta. Saya tiba di Terminal 3 dan harus melanjutkan perjalanan lagi ke Makassar kurang dari setengah jam. Antrian di Imigrasi selalu membuatku gelisah. Berhasil lolos dan mencari shuttle bus ke Terminal keberangkatan domestik. Lagi-lagi panik, sisa 10 menit jadwal penerbanganku. Tiket belum di print out, masih berupa kode booking menambah kepanikanku. Tidak henti-hentinya saya melihat jam tanganku dan pada akhirnya shuttle bus datang dan seorang cowok ganteng, baik hati dan tidak sombong menolong mengangkat barangku dan berusaha menenangkan agar tidak panik. Yah namanya Andika, ternyata dia juga dari Seoul. Thank you bro :)

Tibalah saya di terminal domestik, mencari counter untuk print out tiket dan masuk. Lagi-lagi hanya kurang dari 10 menit saya duduk dan pesawat take off membawamu pulang. Fiiuhhhh capeknya luar biasa :(

Tibalah saya dengan selamat di Hasanuddin Airport, seharian menguras tenaga lari-larian di Airport dan sambung pesawat empat kali sehari, jet Lag beberapa jam di udara.

Untuk domestik waktu itu saya juga sempat di buat teler. Seharian menghabiskan waktu di Kuta Bali, pukul 07:00 malam saya harus pulang ke Makassar. Namun, seperti tadi. Awalnya saya membooking tiket PP UPG-SUB return, tapi kami lelah lewat darat dan tiket balik ke Makassar dari Surabaya. Maka saya membooking tiket Denpasar ke Surabaya. Jadilah malam itu saya terbang dan ganti pesawat dari Denpasar-Surabaya-Makassar.

NB : Bagi kalian yang mencoba sambung pesawat, agar lebih memperhatikan jadwal penerbangan kalian yang pertama dengan selanjutnya. Paling tidak beri Jedah dua jam. Kemungkinan delay akan sering terjadi dan tidak dapat dihindarkan. Kalian tidak maukan jika hanya penerbangan pertama kalian delay maka menghancurkan penerbangan selanjutnya? Alias tiket yang kalian sudah booking hangus. Sekian tipis dari saya, semoga bermanfaat :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar