Sabtu, 05 Oktober 2013

China oh China

Ketika mimpi jadi kenyataan, saya berfoto di Great wall
    Tahun 2010 saya sempat menulis di buku "daftar mimpi" yang saya buat semenjak duduk di bangku kuliah. Pada waktu itu tiba-tiba terbesit di pikiran pengen ke China, mendaki di Great Wall setelah melihat foto-foto teman saya yang baaru pulang dari sana. Entah mengapa saya pengen ke sana secepat mungkin walaupun cuman sehari di China, pokoknya cuman pengen foto di Great Wall. Dari 2011 saya mulai menghunting tiket untuk ke China, beberapa kali menemukan tiket murah promo Air Asia dari Jakarta ke Beijing namun ada saja halangannya tidak pernah terealisasi untuk membookingnya. Saya udah mencari teman untuk kesana, saya dan travelmate saya Saskia udah janjian untuk kesana, tapi kendala lagi kami batal. Selanjutnya saya pengen berangkat sendiri, saya telh menghubungi beberapa teman yang kebetulan kuliah di Nanchang University di China untuk menghandle akomodaasi saya selama di sana. Mereka siap menampung saya di asrama Indonesia. Namun ada aja halangan saya tidak kesampaian ke sana. Nah, alhamdulillah berkat kekuatan mimpi, saya selalu memandangi foto teman saya yang berfoto dengan cantiknya di Great Wall menggunakan coat dan boots karena pada saat dia berkunjung bertepatan dengan winter, setiap hari saya membayangkan di Great Wall. 

          Tiba saatnya saya di telfon pihak Purna Caraka Muda Indonesia SulSel menyatakan bahwa saya terpilih seleksi pertukran pemuda antar negara ke Beijing, China. Wow luar biasa, saya sempat shock dan tidak percaya mungkin ini jalan saya ke China, dan menginjakkan kaki ke Great Wall. Walaupun perjalanan kali ini semuanya gratis tanpa saya harus mengeluarkan sepeserpun untuk ke China. Maka bersyukurlah saya bisa menjadi salah satu delegasi Indonesia ke China. Bisa dikatakan perjalanan ke China luar biasa dibanding dengan trip-trip saya sebelumnya yang sering saya sebut "ngegembel". Namun karena trip kali ini saya bersama delegasi lain dan membawa satu misi dari Indonesia, maka trip ke China kali ini saya tidak bisa mengeksplore terlalu banyak tempat seperti yang saya lakukan jika ngegembel di negara orang. Ini yang di namakan rejeki, sekali lagi rejeki tidak bakalan ke mana. Saya sangat percaya dengan rejeki, mimpi, doa dan usaha. Jika mimpi kita kuat dan singkron dengan percaya serta selalu positif thinking atas mimpi kita, yakin dan percaya semua ada jalan dan akan terkabul. Tinggal bagaimana mempertahankan mimpi kita sendiri. Silahkan di coba dan diaplikasikan, it works. Trust mee :) :) :)
Saya berhasil ke China berkat program pertukaran pemuda antar negara
#Berhubung semua akomodasi di tanggung pemerintah mulai dari makan nginap di hotel berbintang maka trip saya ke China kali ini tidak bisa sharing mengenai cost atau biaya-biaya jika kita ke China, baik itu tiket pesawat, hotel, harga makanan bahkan tiket masuk ke Great Wall, museum dan tempat-tempat wisata di China saya kurang paham berapa harganya.

Sedikit pengalaman selama di China :

          Kami beserta rombongan berangkat dengan menggunakan Singapore Airlines dari Jakarta transit Singapore kemudian Beijing. Perjalanan kami kurang lebih enam jam. China pada saat itu dalam musim summer jadi masih sangat panas. Kami mengunjungi tiga provinsi selama di China, pertama Beijing, Hafei dan Guangzhou. Sehingga pada saat kembali ke Indonesia kami berangkat dari Guangzhou menuju Singapore kemudian Jakarta. Jarak tempuhnya lebih dekat ketimbang kami harus ke Beijing dulu. Pada saat ke China kami melakukan bayak kunjungan ke Museum-museum, seperti kita ketahui bahwa China merupakan salah satu negara yang sangat menjungjung tinggi peradaban masa lalu mereka. Semua di display dalam museum-museum yang tersebar hampir di semua wilayah China. Dari museum-museum kami bisa mempelajari dan melihat bagaimana China pada masa lampau.

          Pada saat di Beijing tentunya tidak sah kalau tidak berkunjung ke Great Wall, yah hari ke dua kami ke sana di lanjut mengunjungi forbidden city. Akhirnya menginjakkan kaki di Great Wall salah satu keajaibaan di dunia. Pada saat itu sangat ramai dan padat dikunjungi wisatawan, jadi sedikit kurang nyaman di tambah lagi cuaca yang sangat panas. Sekali lagi ini adalah trip gratis, jadi tidak boleh banyak protes hehehee.

          Selama di China saya sangat bermaslah dengaan makanan, toilet dan bahasa. Jauh sebelum saya berangkat ke China, saya sering membaca buku traveler salah satunya trinity. Ketika saya membaca poin ketika dia berkunjung ke China dan menemukan banyak pengalaman-pengalaman yang kurang enak ternyata saat itu saya juga megalaminya. Makanan di china sama sekali tidak cocok dengan lidah saya, entah karena baunya ataaupun rasanya, padahal saya sendiri penggemar Chiness food di Indonesia tapi entah kenapa makan langsung di China rasanya luar biasa "aneh". Sebelum makan wajib untuk mencium satu persatu makanan, mempersilhkan teman untuk mencicipi dulu. Kalau dia senyum oh bertanda baik artinya itu enak dan recomended, tetapi jika ia mulai megerutkan dahi dan mengunyah secara perlahan kemudian mengambil tissu dan mengelurkan makanan di mulutnya hahhhhha luar biasa itu artinya tidak enakkkkkkkkkkkkkkkkk.

Makanan kami selama di China, terlihat lezat, nikmat dn menggiurkan. Tetapi sejujurnya Indomie lebih nikmat pada saat itu

         Spontan biasanya kami langsung tertawa, jadi setiap jadwal makan itu seperti panggilan ke neraka bagi kami. Seperti orang ketakutan berhadapan dengan makan, saya turun 5 kg selama di China entah sibuk dan kurang istirahat karena padatnya kegiatan atau karena jarang makan #iyaaakaliiyah? dari Jakarta untungnya bawa Indomie dan abon buat bertahan hidup hehhe lebay maksudnya buat isi perut biar gak lemes. Pengalaman selama backpacking, indomie itu wajib dalam list bawaan saya di dalam ransel. Terbukti ketika di China itu sangat membantu ketika tidak cocok dengan makanan. 

           Cobaan selanjutnya selama di China TOILETTTTTTTTTTTTTT..... oh God, entah kenapa toilet di China baunya luar biasa hummmmmm pengecualian yah dengan toilet di hotel. Untungnya saya orang yang malas ke toilet, saya suka nahan pipis, jadi msih bisa sedikit aman. Ketika masuk ke toilet, 5 meter dari toilet biasanya saya udah tahan nafas sampai selesai dan keluar toilet. Nafasnya lewat mulut, bisa dibaayangkan gimana susahnya. Tapi untuk masalah bau masih bisa diatasi dengan nempelin tissu basah di hidung, itu sedikit membantu, tetapi ketika masuk toilet dan surpireseeeeee mendapat sesuatu yang ngapung huekkkkkk buekkkkkk ahh itu anggap aja bonus, nikmati aja. Secara tidak langsung rasa  mules jadi ilang. Lupa kalau tadi pengen ke toilet, yah syukur syukur gak telintas tiba-tiba  pas makan huekk hahahhahhaha. Jadi setiap kali teman-teman ke rest room, keluar dari rest room dengan berbagai ekspresi yang lucu dengan cerita lucu. Sampai-sampai kami bercanda bakalan balik ke China sebgai pengusaha toilet, hahha apa coba? :p

         Dan cobaan yang paling bikin gemes yaitu bahasa. Ahhhh iasih, bahasa Inggrisku tidak bagus-bagus amat tapi ternyata bahasa isyaratku jauh lebih tidak bagus. Kebanyakan orang -orang di China tidak mengerti bahasa Inggris. Dengan PD nya mereka selalu berbahasa China, dia pikir kita semua ngerti kali yah, mau minta tolong ini itu ke karyawan hotel aja kita di balasnya pake bahas China *&^%$$^&&@&&&@@_+ . Untuk morning call aja, dia ngomong pakai bahasa China di telfon. Zttttttt untung kita tau yah telfon itu artiya morning call, coba kalau ternyata dia nelfon mau bahas dan menginfokan yang lain?????? Nah pakai bahasa isyarat pun kadang mereka kurang paham, kami  minta gelas di kasih garpu, kami mau ini di kasih itu yah kurang lebih seperti itulah. Sekalipun buka kamus bahas China, tapi pengucapan kita beda yah tetap aja mereka tidak paham. Jadinya gemes banget pengen cipok mereka satu satu deh, zzttttttt.....bener kata pepatah diam adalah emas, lebih baik diam daripada miss comunication heheh engingong?

           Dan cobaan yang paling berat dari semua cobaan terberat di China adalah tawar menawar, busett kalau ada berita salah satu wisatawan dari Indonesia tewas saat berbelanja itu bisa saja terjadi hahhha seriusan walaupn sedikit lebay eh seriusan deh tidak lebay. Pertama kalinya saya masuk pasar dan transaksi langsung dengan pedagang China sendiri. Walaupun dari awal kami sudah diinfokan kalau belanja di China itu harus nawar sampai harga terendah, misal nih dia bilang 5000 yuan nah kita kurangi nolnya satu jadi 500 yuan, gila kan? nah secara saya bukan orang yang ahli dalam tawar menawar jadilah saya sok nawar dengan modal mencet kalkulator si pedagang, Secara mereka tidak berbahasa Inggris kan? nah waktu itu saya nawar kaos lupa harga pertama yang dia sebutkan, pokoknya saya menawar yang menurut saya itu udah murah.
Sedikit dari hasil berperang melawan pedagang di China
Okelah kita deal, saya mau kaos 33 buah. Saya megeluarkan dompet niat udah mau membayar, tiba-tiba teman saya datang menanyakan. Fia kamu beli hrganya berapa? saya jawab 30 yuan satu kaos "dengan ekspresi bangga karena merasa udah murah dan berhasil menawar". Dia langsung ngomong, gilaa itu mahal banget, saya udah diliatin penjualnya dari tadi menunggu untuk bayar. Kata temanku di sana cuman 16 yuan, hah? saya kaget dan kembali  bertanya serius kamu? dimana? ahh gila setengah dari harga di sini Rugi dong kalau mau beli di sini, mending ke toko yang harga 16 yuan itu. Secara tadi udah deal sama penjualnya, saya mengelurkan bahasa isyarat dengan melambaikan tangan yang artinya tidak jadi membeli dan mengambil kalkulator memencet harga yang temanku barusan sebut. Penjualnya marah, saya tidak berdaya di dalam toko itu. mau keluar saya di cegat di pintu, iyasih salah saya tidak jadi membeli tapi saat itu penjualnya betul-betul seperti ingin menerkam. Dia berbahas China (^%!^#^&)*^$*!&($(!(*)$ mungkin artinya, kurang ajar kamu yah, kamu penghianat, kamu Indonesia bodoh, kamu kamu miskin, kamu kamu hahahhaha entahlahhh..... aduh sempat panik juga untungnya tiba-tiba Daniel, LO saya datang dia bertanya ada apa? saya jelaskan kejadiannya, dan ternyata dia juga takut berhadaapan dengan sesamanya orang China, ya elahhhh gimana ceritanya? tapi setidaknya si Daniel sedikit membantu karena menerjemahkan bahasa saya ke bahasa China. Sementara Daniel ngobrol, si penjual bergeser ke dalam dan dengan gesit saya langsung kabur tanpa pamit dan meninggalkan Daniel yang masih berdebat dengan penjual hahha what the H***.

          Selanjutnya saya nyari teman buat masuk ke toko yang lain, kapok nawar sendiri. Ternyata pengalaman lebih sadis dialami temanku, di bus kami ketawa setengh mati ada yang hampir di pukul kalkulatorlah ada yang di usuir, ada yang di katain miskin lah Indonesia pokoknya intinya perjuangan kalau belanja di China. Seberat-beratnya usaha mendaki di Great Wall lebih berat kalau di suruh nawar sama orang China. Hufthhhhhh...........

Yah kurang lebih seperti itulah sedikit pengalaman beberapa hari di China, tapi China keren kok dengan segala keunikannya hehhe jadi kangen masakan China, hahhaah kangen pengen tuuuutttttttttttttt..............

2 komentar:

  1. haha..bru plg dr China ya mbak? Seru yah ceritanya,.hehe. Kpn ya ke China? :p

    BalasHapus