Jumat, 29 Juni 2012

Salah Pulau

SALAH PULAU DI GUSUN ISLAND
Saya dan Dede memasang tenda

Angkat Ransel Sehari

     Sabtu siang yang sangat terik, bagusnya ngapain yah? Mau jalan tapi ke mana? Malas ngeMall. Tinggg, dasar otak backpacker pikirannya cuman cari tempat baru buat di explore. Tapi kemana yah? Waktunya cuman sabtu minggu, keluar kota pasti kurang asik kalau mendadak. Lagian mau kemana juga? Tiba-tiba terbesit di pikiran satu pulau yang jaraknya paling dekat dari kota Makassar, keseringan ke Pantai Losari jadi tahu kalau di seberang yang masih terjangkau dengan mata ada satu pulau yang tidak terlalu besar tapi juga sebenarnya bukan pulau yang familiar untuk di kunjungi apalagi dijadikan objek wisata. Yahh apalah namanya yang jelas hari itu saya harus angkat ransel, mau jauh kek, dekat kek no problem......
Badar, Saya dan Dede dalam pencarian kapal untuk menyebrang pulau

Kami sudah siap untuk menyebrang

Akhirnya menyebrang juga
     Sasaran tempat sudah ada sisa cari partner saja, syukurnya Travel-Mateku Dede, Kia orang yang paling fleksible diajak ngeGEMBEL (re: backpacking) setuju-setuju saja menyebrang ke pulau itu.  Tapi kalau bertiga sepertinya kurang asik, basa-basi mengajak teman kampus satu lagi ternyata dia juga berminat gabung. Yah namanya Badar, jadilah kami berempat  weekend bersama-sama. Blaaa blaaa blaaaaa akhirnya siang itu secara kilat packing seadanya memasukkan baju ala kadarnya ke ransel. Dede sang navigator kami bertugas mencari kapal yang bisa membawa kami ke pulau itu.

     Di bawah teriknya matahari sekitar pukul 02:00 kami berjalan dan mencari-cari tempat penyewaan kapal, kali ini tidak perlu bawa peta dong namanya juga jalan-jalan dikampung sendiri jadi hafallah semua jalur-jalurnya hehhehhe 

     Ternyata ohh ternyata kami agak telat dengan jadwal kapal yang biasanya membawa penumpang menyebrang pulau, kapal yang lain sih ada tapi agak mahal kalau cuman kami berempat kecuali ramai-ramai patungan kan jadinya murah. Sempat kesal juga ketinggalan kapal, mau balik tapi tidak lucu dong,,,sudah panas, jalan kaki pula. Yahh lanjutttttttttttttttttttt.......jalan-jalan, keliling-keliling, cari-mencari ehh akhirnya ketemu juga. Seorang nelayan melihat kami dengan ransel di punggung menawarkan kapalnya untuk disewakan dan mengantar kami menyebrang ke pulau yang baru saya dengar dan ketahui namanya “Gusun Island”. Sudah sekian lama tinggal di Makassar baru dengar nama pulau itu, penasaran juga.
Terliat kapal tua yang sudah berkarat

Tidak terawatnya kapal yang membuat pemandangan kurang bagus
      Back to the Nelayan, tawar menawarpun dilakukan. Tanpa menawar rasanya kurang seru hahha.... karena weekend harga sewa agak sedikit mahal dibanding hari biasanya tapi kami berhasil menyewa kapal Rp. 30.000,- per  orang itu sudah return alias pulang balik, yah lumayanlah!!! Kapal sudah ada, selanjutnya membeli sedikit cemilan buat pengganjal perut sampai besok pagi.

     Si Nelayan sudah mengisyaratkan untuk berangkat, kapalnya tidak besar tapi tidak kecil-kecil amat juga lumayanlah buat kami berempat. Mesin sudah dinyalakan dan time to go oooooooooo, angin sudah mulai terasa menyambar di muka. Kami sudah berada di laut, gedung-gedung di pinggiran kota Makassar terlihat berjejer namun kurang rapih dan terlihat berantakan, uppss sorry tapi itu memang faktanya.
Saya dan Kia berfoto bersama dua bapak nelayan

     Baru beberapa menit eh kami sudah tiba, ternyata jaraknya dekat sekali sebenarnya kalau mau di jangkau dengan berenang kayaknya juga bisa hahhha saking dekatnya (eh tidak denggg,,,kalau berenang pas sampai sudah tewas) gimana yah pokoknya pulaunya dekat, perasaan baru naik kapal eh tau-taunya sudah sampai. Begitulah kira-kira.

     Welcome to Gusun Island, oh ini toh pulaunya. Sepi, cuman ada 2 rumah di sana, kecil, keliling pulau sampai sepuluh kali putaran pun bisa saking kecilnya, dan yang paling mencolok adalah kotor, di mana-mana kita menemukan sampah. Pulau ini memang bukan tempat wisata seperti pulau-pulau lain pada umumnya, di pulau ini hanya dihuni oleh beberapa nelayan yang memang mengais rezeki di sana. Oh iya satu lagi di sana tidak ada listrik....perfectoooooooo
Kapal lain yang menyebrang ke puylau yang jauh lebih jauh
Tenda sudah siap
Touchdown Gusun Island

     Sudah menguasai sedikit lokasi tendapun kami dirikan, yah lumayan untuk tidur semalam. Tenda beres, ransel sudah di atur di dalam tenda...beressssss. Sekarang ngapain yah? Mau main air tapi rencananya besok pagi saja, jadi kami berempat sepakat untuk loncat-loncat ridak jelas ( re : main dende. Dende adalah salah satu permainan traditional yang hanya bermodalkan batu dan garis yang di buat sedemikian rupa di tanah). Lumayan seru juga mengisi kekosongan di sore hari. Matahari sudah mulai turun, magrib telah tiba. Pemandangan alam yang sangat indah walaupun sunsetnya tidak terlalu sempurna.
Take a pray then looking some foods for dinner.....yuhuiiiii

     Bingung mau makan apa? Mie Instant solusinya hahahaha, kebetulan di pulau itu ada salah satu rumah warga yang memiliki warung kecil. Kami membeli mie instant sekaligus nitip buat di masakkan, tededddddd......jadilah makan malam kami ala kadarnya, nasi putih berlaukkan mie kuah dan sedikit sambel dan segelas teh hangat. Mie kuah  jadi rasa enak di santap berempat di pinggir pantai dengan angin malam yang berhembus di bawah pancaran bulan. Slurrrrppppp, kami melahapnya dengan sempurna walaupun tidak ada cahaya lampu, kami cuman bermodalkan lampu dari Hp kami masing-masing . Untung makannya bukan ikan, kalau makan ikan di tempat yang tidak ada listrik lama-lama bisa keselek tulang :p
Keadaan di pulau Gusung, terlihat lapak-lapak para nelayan

     Alhamdulillah, perut sudah terisi...kami kembali ke tenda, betul-betul kosong. Serasa cuman kami berempat di pulau itu, di tenda kami menghabiskan waktu dengan bercandaan dan tebak-tebakan mengenai negara-negara di dunia. Semakin larut, mata tidak bisa terpejam. Saya memilih untuk tidur di luar tenda dengan beralaskan kain dan beratapkan langit, what a perfect night! Indahnya lagit dengan taburan bintang-bintang diiringi suara ombak yang saling berkejaran. Dari jauh terlihat lampu-lampu pancaran dari gedung-gedung yang berjejer di sebelah, terlihat juga keramaian di sana. Kendaraan lalu-lalang, kebetulan malam itu adalah malam minggu. Terlihat jelas padatnya kendaraan di sana, jarak pulau dengan kota sangat dekat jadi pancaran lampu gedung dan kendaraan terlihat jelas.
Shalat Azhar berjamaah

Dinner Mie Instant
Kami nongkrong depan tenda

Tidur di tenda

     Dini hari, tiba-tiba ada empat orang lelaki paruh baya datang dan terlihat sibuk.Kami berempat bangun dan menghampiri mereka,oh ternyata mereka adalah nelayan yang memang baru mulai mencari ikan pada dini hari. Kami ikut gabung dan berbincang-bincang. Dari sini saya mempelajari sisi lain kehidupan. Di saat orang-orang sudah terlelap tidur, ada satu komunitas yang malah sibuk mengais rezeki. Tidak peduli dinginnya malam, dinginnya air laut, mereka tetap terlihat antusias membawa jalanya ke laut demi mendapatkan ikan yang kemudian di jualnya demi menafkahi keluarganya yang menunggu di rumah. Dalam hati terbesit rasa syukur yang sedalam-dalamya saya bisa merasakan kehidupan yang sedikitnya mungkin lebih layak. Alhamdulillah........
Sudah hampir pukul 03:50 pagi, kami kembali ke tenda untuk istirahat ala kadarnya. Ternyata para nelayan itu juga merebahkan dirinya disamping tenda kami dengan hanya beralaskan pasir selagi menuggu jalanya yang sudah dilebarkan di laut terisi ikan-ikan. Time to sleep, hoammmmmm.......
Hanya lebih dari sejam kami tidur, ternyata sudah subuh. Para nelayan itu ternyata sudah mengangkat jalanya dan dengan antusias memperlihatkan hasil tangkapannya kepada kami. Mereka juga menawarkan kepada kami untuk membeli ikannya, sebenarnya saya agak malas untuk membeli. Tapi rada-rada sedikit kasihan makanya saya beli, tapi lumayan jugalah buat oleh-oleh di rumah. Hhhehhe jadilah saya membeli ikan se kantong.
Matahari sudah mulai terbit, nelayan itu pamit keluar pulau untuk menjual hasil tangkapannya. Good bye pak...semoga ikannya cepat habis!!!!

Niat Hati Mau Snorkling Tapi Tidak Menemukan Spot Yang Bagus




     Tibalah saatnya kami berempat turun ke pinggir pantai dengan membawa perlengkapan snorkling, kamera underwater, kali-kali aja pemandangan bawah airnya bagus. Tapi ternyata kami salah,salah total.....sama sekali kami salah pulau deh kayaknya, ,mau berenang airnya kotor, mau berendam saja banyak karang-karang yang luar biasa sakitnya kalau keinjak. Mau snorkling, liatnya cuman sampah....betul-betul pulau ini jauh dari perhatian. Kasihan!
    Jam masih menunjukkan pukul 07:00 pagi, kami sepakat untuk pulang saja, sama sekali bukan spot yang bagus. Dede menelfon nelayan yang kemarin kapalnya kami sewa untuk menjemput secepatnya, tidak terlalu lama menunggu akhirnya kapal jemputan kami sudah datang. Pulangggg...yah saaatnya pulang dengan sedikit perasaan kecewa, kami berempat terbahak-bahak di atas kapal. Kami merasa ke pulau itu hanya sekedar numpang makan, cerita dan tidur sejenak. Ha ha ha ha ha ha........
Pulau sudah lepas dari pandangan dan kami tiba di dermaga, rada-rada ngantuk juga akhirnya kami sepakat pulang ke rumah masing-masing. Jadilah weekend kami, weekend salah pulau di Gusun Island. Semenjak dari situ kami mempelesetinya dengan sebutan “Gosh Island ( karena pulau yang kotor, tidak terawat dan sepi plus tidak berlistrik, we called it GOSH ISLAND #plesetan dari Gusun menjadi Gosh yang berarti hantu).

Sekian............. 
GO HOME Byeeeeee



Tidak ada komentar:

Posting Komentar